Jumat, 15 Oktober 2010

BIOPORI

Panas bumi makin menjadi-jadi, tanah mulai nampak gersang, berdebu dan pecah-pecah tanda sulit menyerap air. Tidak nampak rumput hijau, tak terlihat pula embun pagi yang menyejukkan, bahkan udara panas tak kenal waktu. Ada apa dengan tanah dan alamku?

Sura burung membuka fajar tak terdengar lagi, seolah tanpa basa-basi mentari langsung menyapa dengan tajam, dengan panas yang menghujam. Senyum ramah mentari tak terasa lagi, dan nampak mahkota cahayanya mencabik-cabik kulit dan terasa panas perih pedih.

Bumi yang mulai koyak mulai mendapat perhatian para ilmuwan, dengan berbagai cara diupayakan untuk tetap memberi pijakan utama bagi makhluk hidup dan memberikan apa yang diperlukannya. Tanaman yang biasanya mudah bertumbuh kembang, kini mulai sulit mendapatkan air, karena tanah sulit menahan air yang disebabkan oleh faktor pengganggu tanah yang biasa disebut polusi tanah, diantaranya benda-benda yang sulit terurai yang dibuang sembarangan, juga aneka zat kimia hasil limbah pabrik atau sampah obat-obatan berupa bekas botol dan kaleng obat, botol vaksin dan aneka botol bekas insektisida dan sejenisnya. Semua itu membuat tanah menjadi mudah pecah serta sulit menahan air dan biasa diistilahka daya resistensi tanah sagat rendah.

Ada salah satu upaya menjadikan tanah ramah terhadap makhluk hidup adalah dengan membuat biopori, yaitu membuat lubang-lubang kecil pada tanah, lalu ditutup dengan aneka sampah organik, dan membiarkan sampah terurai pada lubang-lubang tersebut dengan harapan dalam waktu dekat tanah yang mengandung zat organik itu mampu menahan tanah dengan baik. Gerakan ini cukup mudah dilakukan dan diprogramkan untuk kurikulum SMA pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Sehingga tiap sekolah dapat melakukannya serta anak-anak diajarkan peduli terhadap lingkungan.

Biopori yang ditemukan oleh dosen IPB itu sebagai cara sederhana namun besar makna dan multi guna bagi keselamatan, kelestarian alam itu sendiri. Bila tanah menjadi subur, maka tanaman akan mampu tumbuh dengan baik, dampaknya kewan dan manusia akan mendapatkan makanan yang optimal serta memadai.
Biopori mampu mengubah tanah gersang menjadi subur kembali, dan tanah mati menjadi berfungsi kembali. Sebaiknya tiap lingkungan diprogramkan secara mandiri dan membudaya di setiap keluarga, agar tak ada lagi tanah yang terbengkelai, namun dapat diupayakan untuk sejengkal tanah mampu menghasilkan sesuatu, karena tanahku subur kembali. Kebutuhan hidup makhluk hidup sangat tergantung oleh kesuburan tanah yang menopang tanaman sebagai produsen .

Sebaiknya tidak meremehkan bio[pori, kalau sudah mengerti besar manfaatnya dan mampu menyelamatkan kehidupan yang hakiki.