Sabtu, 05 Oktober 2013

BUKAN AKU

Pagi-pagi sekali aku terbangun oleh suara tiang listrik yang dipukul tiga kali oleh peronda . Aku duduk sejenak dan  terbayang wajah ayahku yang sudah meninggal satu tahun yang lalu. Saat  ayahku masih hidup juga rajin berjaga malam seperti para peronda yang sedang keliling di RT 01 RW 05 tempat aku tinggal sekarang.. Ayah selalu mendapat giliran jaga tiap kamis malam yang konon kabarnya tidak ada yang mau tugas jaga atau ronda pada malam Jumat. Penduduk ketakutan karena pernah ada  kejadian seorang kakek yang hidup kembali saat jenasahnya sudah diturunkan di dalam kubur, dan sudah diposisikan dengan rapi tinggal menimbun dengan tanah. Semua pelayat lari tunggang langgang tetapi ayahku yang termasuk salah satu pelayat yang ada di dekat lubang kubur tidak ikut lari. Ayahku justru yang membantu kakek untuk bangun kembali dan membawa kembali pada keluarganya. Ayahku berpesan padaku agar takut pada Tuhan dan berani berbuat baik serta melakukan hal baik dan benar. Dan sekarang meski ayah sudah tiada rasanya pesan itu sangat kuat terngiang di telingaku dan membuat aku menjadi pemberani seperti saat ini.
Aku masih duduk di bangku SMA kelas XI IPA dani aku menjadi ketua Osis yang cukup disegani oleh siswa dan siswi di sekolahku. Aku dijuluki sang primadona yang adil dan perkasa. Setiap ada suara panggilan “ DIAS . . .” yaitu nama pendek dari namaku Ardiastuti aku langsung menjawah “ Yoi. . .siap . . .ada yang bisa saya bantu. . .? “ rupanya jawabanku itupun menjadi kalimat sederhana yang cukup bersahabat dan sopan sserta menjadi trendi atau membudaya bagi seluruh siswa di sekolahku khususnya. Kalau ada yang berbisik-bisik “ sang primadona sedang lewat . . .” maka aku menyapa mereka. . .“ hai kawan . . .” dan merekapun serempak menjawab “ hai juga Dias. . .” Rasanya sangat menyenangkan suasana SMA tempat aku belajar. Pantas saja banyak cerpen atau lagu-lagu yang bertemakan indahnya saat-saat di SMA. Aku tidak akan pernah sia-siakan kesempatan terindah yang aku miliki saat ini untuk tetap menjadi pemberani dalam melakukan hal baik dan benar sesuai pesan ayahku dan juga tidak akan mengecewakan teman-teman SMA yang sebagian besar memberi julukan untukku sang primadona yang adil dan perkasa. Hehehe. . .aku jadi tersenyum sendiri antara malu. . .senang. . .bangga. . .atau lucu ?
Tiap pukul 06.00 aku harus sudah  berangkat ke sekolah agar datang lebih awal dan dapat memberi contoh yang baik untuk teman-temanku. Meski banyak yang mengagumi sikap dan potensiku, aku merasa ada satu cowok yang selalu usil dan sering memaki-maki aku tanpa alasan yang jelas bila berpapasan dengan aku.. Aku sudah mencoba berkali-kali bicara baik-baik apa maunya dan aku juga  tanyakan apa salahku hingga bersikap seperti sangat membenciku, tetapi Sanvinto demikian nama cowok itu tetap diam seribu bahasa. Salah satu sahabatku mengatakan mungkin dia naksir aku, tetapi aku bilang tidak mungkin, karena aku sangat tahu Vinto nama panggilan akrabnya itu sudah punya pacar yang sangat setia dan mereka sangat rukun-rukun saja. Bahkan Ruvini dengan nama panggilan keren Ruri adalah pacar Vinto membantu aku agar jangan membenciku dan mengkhawatirkan bisa-bisa nanti berubah jadi cinta kata si Ruri. Namun Vinto tetap keras kepala tidak merubah sikap dan tetap ketus bila bicara dengan aku dan tidak ramah bila bertemu dengan aku.
Suatu hari ada acara bakti sosial dari sekolah untuk kunjungan ke panti asuhan tuna ganda di daerah Cimanggis Kabupaten Bogor. Aku memang tidak bisa ikut, karena bersamaan dengan rapat ketua-ketua Osis SMA se- Kabupaten Bogor. Aku sudah koordinir bersama sie sosial dan dengan nasehat bapak pembina Osis, aku yakin kegiatan bakti sosial pasti berjalan lancar. Segala sesuatu yang dipersiapkan dengan baik dan bertujuan baik pasti dilindungi Tuhan dan aku sangat percaya itu. Selama ini apapun yang terjadi padaku dan pada sekolahku adalah kehendak-Nya yang terbaik yang terjadi. Aku berangkat rapat sementara rombongan anak-anak perwakilan dari sekolahku mengantar bingkisan untuk bakti sosial di sebuah panti asuhan tuna ganda. Aku tidak tahu siapa pemimpin rapat yang ada di depan, namun tiba-tiba ia memanggil namaku “ Dias tolong maju ke depan. . .” Aku kaget bercampur  heran dan malu dilihat semua ornag yang ada di ruangan yang merupakan ketua-ketua Osis dari 64 SMA yang ada di Kabupaten Bogor. Aku maju ke depan dan duduk di dekat orang yang memanggilku, dan aku mendapat selembar kertas darinya yang berisi tentang susunan panitia untuk acara lomba “ Pemuda  Peduli Lingkungan “ . Lomba diadakan untuk peringati hari Sumpah Pemuda dengan tujuan bangkitkan kreativitas dan potensi pemuda Indonesia dengan memanfaatkan sampah atau limbah yang ada di sekitar kita. Aku kaget dengar pertanyaan “ Bagaimana ? tertarik kah ? “ Aku tersenyum dan bingung mau menjawab apa, dan spontan keluar dari mulutku . . .“ Tema yang sangat menarik dan menantang “.. . .aku langsung nerocos bicara . . .mengapa aku sebagai ketua panitia ? Tidak salahkah susunan panitia ini ? dan mengapa harus aku ? . Tanpa menjawab orang yang ada di sampingku yang bernama Ruvino itu mengumumkan rapat akan segera dimulai, Aku terdiam dan sedikit dag. . .dig. . .dug.. .kebingungan. Sambil berfikir apa maunya orang ini sepertinya dia sangat paham dengan diriku. Aku coba pejam-pejam mata siapa tahu aku ingat siapa sesungguhnya orang yang duduk disampingku ini. Semakin lama aku memejam semakin bingung dan tak ada jawaban atau titik terang di otakku. Aku pasrah dan ikuti dulu tahap demi tahap apa yang disampaikan oleh Ruvino pada ucapan selamat datang dan terima kasih untuk semua yang hadir. Usai membuka rapat, Ruvito menyerahkan padaku untuk pimpin rapat. Aku berbisik sejenak di dalam hati. . .mengapa main tunjuk dan . aku berbisik lagi untuk ayahku tercinta yang telah tiada.. . Terima kasih ayah. . .nasehatmu yang membuat aku kuat,semangat dan mampu atasi aneka macam masalam dalam berbagai situasi. Aku bertanya pada orang yang ada disampingku  “Siapa yang susun kepanitiaan ini ? Ruvino menjawab dengan cepat “ Bapak Bupati yang kehendaki. . .karena namamu pernah tercantum sebagai siswa teladan tingkat SMA se- Kabupaten Bogor “ Sambil nyengir dan garuk kepala walau tidak gatal. . .aku segera pimpin rapat. . .dan seperti biasa aku dengan tegas dan pasti menyampaikan banyak hal untuk lancar dan suksesnya kegiatan yang aku koordinir. Aku tetap berprinsip bahwa semua kegiatan pasti bisa berjalan dengan baik asal kegiatan direncanakan dengan baik dan bertujuan baik serta berguna untuk banyak orang, seperti nasehat ayah kebangganku.  Aku sampaikan rencana awal dan minta bantuan beberapa teman dari sekolah lain untuk duduk dalam kepanitiaan serta merencanakan rapat khusus untuk lebih operasional melengkapi proposal yang akan dikirim ke tiap SMA se- Kabupaten Bogor.
Sampai di rumah aku langsung rebahkan badanku di atas tempat tidurku yang hampir  reyot termakan usia, namun tetap terasa nyaman karena  aku tata rapi. Aku jambak rambut depanku karena sedikit pening dan bingung dengan tugas cukup berat serta mendadak ini. Aku mendesah. . .hmmm. . .pak Bupati begitu mempercayaiku hanya karena aku menjadi pelajar teladan . . .hmmm . . .aku mendesah lagi. Teladan apanya ? aku bertanya dalam hati. Bukankah hanya karena aku mendapat  nilai tertinggi saat mengerjakan soal-soal olympiade ? dan karena menang lomba pidato bahasa Inggris saja prestasiku di tingkat Kabupaten ? Aku yakin yang lebih potensi dari aku pasti banyak, namun karena mereka belum mendapat kesempatan berkompetisi atau tidak dikirim untuk ikut berlomba saja. Hmmm . . .aku terus mendesah. . .dan. . .akhirnya aku tertidur.
Saat aku terbangun, aku melihat sudah ada minuman teh manis dan kue pukis kesukaanku di atas meja belajarku. Aku yakin pasti  Ibuku yang meletakkannya. Ibu sangat pengertian seperti ayahku, bila aku capek atau banyak ulangan, aku tak diberi tugas apapun untuk pekerjaan rumah. Aku sendiri pandai menempatkan diri untuk membantu ibuku dan sedikit meringankan pekerjaannya. Aku membantu mengantar makanan kecil untuk dijual pada warunng-warung dan kantin-kantin sekolah pada pagi hari, dan sepulang sekolah aku mampir mengambil keranjang kue dan uang hasil jualan itu. Aku lakukan setiap hari dengan ikhlas, karena aku punya prinsip, dengan banyak bekerja badanku tidak terlalu gemuk dan aku tidak perlu kuruskan badan dengan membayar ke sanggar senam atau ikut fitnes. Aku selalu ambil nilai positifnya dari apapun tugas dan pekerjaan yang aku lakukan. Banyak teman-temanku bertanya apa rahasianya memiliki badan bagus langsing dan menawan? Aku hanya tersenyum bila ada yang bertanya atau  memuji seperti itu. Tetapi aku pernah menjawab, lakukan saja pekerjaan-pekerjaan rutin setiap hari dengan suka cita, maka Tuhan akan beri hadiah banyak, diantaranya badan sehat, hati riang, tidak pernah dimarahi, pekerjaan beres, dan badan menjadi bagus. Teman-temanku pasti nyengir dan manyun bila aku jawab seperti itu. Bahkan ada yang menyahut. . .” Capek deh . . .”. Anak-anak sekarang umumnya tidak suka bekerja keras. Mereka ingin Semuanya  yang instan cepat dan nyaman. Akibatnya mudah gemuk, mudah sakit dan kurang disiplin dalam mengumpulkan tugas-tugas baik dari sekolah maupun tugas dari kegiatan-kegiatan lain di luar sekolah atau organisasi sosial yang diikutinya. Misalnya kelompok Karang Taruna, Kepemudaan, pemuda Pancasila dan lain-lain, Aktif berorrganisasi juga menambah wawasan dan memperluas relasi. Tetapi sekaligus menambah beban atau tugas dalam pelaporan atas tugas yang diembannya tentunya.
Satu minggu usai rapat panitia inti aku bersama segenap panitia telah siapkan proposal lengkap dengan dukungan banyak pihak, bahkan banyak sponsor yang ikut bantu dana kegiatandan mau memberi hadiah bergengsi berupa speda motor bagi juara pertama dan hadiah uang puluhan juta rupiah serta hadiah hiburan untuk semuapeserta lomba. Aku sangat puas dengan tugas yang dipercayakan untukku. Ternyata apapun pekerjaan kita, ternyata semuanya itu tugas dari Tuhan dengan perantaraan kegiatan-kegiatan setiap hari yang kita jalankan. Sadarkah kita bila kita menolak tugas atau menggerutu saat melaksanakan tugas, sesungguhnya kita sedang protes pada Tuhan yang telah beri segala sesuatu untuk hidup kita. Aku selalu berdoa agar teman-temanku yang bekerja bersama aku akan mendapatkan karunia rahmat dari-Nya hingga tak seorangpun menggerutu, dan akhirnya nanti pekerjaan dan tugas-tugas terlaksana dengan baik dan lancar. Aku juga tidak pernah lupa untuk ingatkan teman-teman berdoa sesuai agama yang dianutnya. Waktu untuk sholat selalu aku ingatkan, kalau kegiatan hari Minggu aku pasti ingatkan juga untuk teman-teman ikut kebaktian dahulu sebelum melibatkan diri pada kegiatan bersama.
Proposal sudah dikirim ke semua sekolah, dan tak terduga dalam pikiranku, yang ikut  lomba lebih dari jumlah sekolah yang ada. Ternyata karena tertarik dengan tema dan hadiah yang disediakan, maka banyak sekolah yang mengirimkan peserta lomba lebih dari satu kelompok. Sungguh luar biasa kegiatan yang didalamnya harus mengunakan barang bekas atau sampah ternyata banyak peminatnya. Bila instansi pemerintah terus bekerja sama dengan Sekolah-sekolah untuk adakan aneka macam kegiatan tentang kepedulian untuk lestarikan dan ciptakan lingkungan bersih indah dan sehat serta nyaman, mengapa kita tidak lakukan secara rutin atau banyak dan banyak lagi ?
Sekretaris panitia aku minta kirim undangan lewat email untuk rapat terakhir sebelum pelaksanaan lomba dan malam harinya aku coba buka emailku untuk melihat ada tidaknya tanggapan tentang rencana rapat akhir itu. Aku melihatada alamat emali yang aku tidak mengenalnya. Aku baca lebih dulu sebelum membuka email-email dari beberapa ketua Osis sekolah-sekolah yang ikutan lomba. Aku heran dengan isi email itu. Ada satu pertanyaan apakah kamu yang memiliki selendang kuning yang jatuh saat lomba Fasion show ? Selendang itu ada padaku. . . aku takut memberikan saat  itu.. . .karena waktu aku simpan, selendang itu menjadi sobek terjepit paku di kotak alat-alat tulisku. . . email ditutup dengan kata maaf dan terima kasih. Aku menjadi bingung. . . dan karena memang aku tidak tahu menahu tentang selendang itu,. . .maka aku jawab saja “ Bukan Aku “ . . .dan aku juga bertanya pada email balasan itu, “ sebenarnya kamu siapa ? lalu aku tutup dengan kata maaf dan terima kasih sama seperti kata penutup dari email yang aku baca itu . . .lalu aku kirim balasan email itu.
Sejenak aku membaca email-email yang lain dan memang semuanya biasa-biasa saja dan semua mendukung dan memberi semangat untuk kegiatan peduli lingkungan ini. Tiba-tiba ada jawaban lagi dari email yang tidak jelas itu . . .aku kaget dan terperanjat. . .ternyata email itu dari Ruvino dan. . . ternyata Ruvino adalah saudara kembar dari Sanvito. Aku hampir tidak percaya melihat dua anak kembar yang sama sekali tidak mirip dan berkepribadian bertolah belakang seperti itu.. Vinto teman sekolahku itu sangat rapi bersih dan agak tertutup dalam bersosialisasi dengan teman-teman, lebih terkesan seperti angkuh dan sombong. Sedang Ruvino dengan panggilan akrap Kak Uvin ini sangat cerdas, ramah dan sederhana. Dan anehnya kak Uvin ini sudah sekripsi untuk ujian S-1 jurusan Biologi di Universitas negeri ternama pula. Luar biasa kak Uvin. Tetapi apa hubungannya dengan selendang kuning dan sikap judesnya Vinto padaku ya ?
Untuk sementara aku tak mau ambil pusing dengan selendang kuning,Vinto  atau kak Uvin. Aku akan fokus untukpersiapan lomba agar berjalan dengan baik, apa lagi minggu-minggu ini hampir tiap hari ada ulangan. Apa kata teman-temanku nanti bila gara-gara kegiatan luar nilaiku hnncur berantakan. Aku harus terus tekun belajar dan berusaha sebaik mungkin. Tuhan pasti tidak akan membuatku mendapat malu, selama aku tetap berserah dan memohon perlindungan dan kekuatan dari-Nya. Tetapi mengapa gara-gara email kak Uvin hatiku jadi galau seperti ini ya ? aku tidak pernah punya rasa seperti ini. Hmmm . . .Tuhan. . .aku takut dengan yang namanya jatuh cinta. Semua teman-temanku nilai merosot, dan sering dimarahi orang tuanya hanya karena pacaran dan jatuh cinta yang tidak jelas asal-usulnya itu. Tetapi ada apa dengan diriku sekarang ? , hatiku dan badanku menjadi lemas dan sulit tidur bila ingat  email kak Uvin. Kalau aku jatuh cinta dengan kak Uvin pasti nanti Vinto makin marah. Kalau aku boleh jjujur,  dalam hatiku berkata sesungguhnya kak Uvin itu kurang cakep. . .hmmm . . .mengapa aku jadi mikirin kak Uvin melulu ya ? Ampun Tuhan. . .apakan ini yang namanya cinta? . . . datang tiba-tiba dan membuat gundah gulana seperti ini? Tetapi mengapa aku makin galau. . .sementara aku tidak tahu apa isi  hati kak Uvin . . .belum tentu kak Uvin suka dengan aku yang hanya anak janda dan tidak memiliki apa-apa. Aku hanya memiliki modal semangat, iman dan hidup bersahaja. Hmmmm . . .tidur. . .tidur. . .tidur. . .tetapi mengapa mata tetap tak bisa pejam?
Karena sulit untuk  tidur,aku bangkit lagi membuka kompeterku. . . aku baca berulang-ulang kata demi kata email ari kak Uvin. Aku berdoa sejenak mohon terang dari Tuhan. . .sesungguhnya ada masalah apa antara Vinto. . .aku dan kak Uvin. Aku mencoba menulis lagi. . .membalas email kak Uvin. Aku bertanya. . .sebenarnya ada apa dengan selendang kuning itu ? dan mengapa Vinto selalu marah dan ketus bila berjumpa dengan aku ? Sesaat email aku kirim. . .kak Uvin langsung membalas emailku. .  .ternyata kak Uvin juga belum tidur. . .padahal jam sudah menunjukkan pukul 24.47 menit. Berarti kak Uvin juga tidak tidur dong. . . ada apa dengan kak Uvin ya ? . .  .,dan aku langsung buka dan segera membaca email balasan dari kakUvin. Aku makin kaget. . .tetapi kagetnya hatiku ada rasa guncangan dahsyat yang tak pernah aku miliki. Aku seperti mendapatkan kekuatan luar biasa. . .karena kak Uvin mengatakan cinta padaku. Aku baca berulang-ulang. Aku print email yang berisi ungkapan cinta itu. . .aku perbesar tulisannya. . .aku ciumi berulang-ulang tulisan itu. Apakah seperti ini jatuh cinta ? seperti orang gila ? tidak bisa tidur dan kegirangan dengan menciumi selembar kertas dengan tulisan besar. . .DIAS AKU MENCINTAIMU. . .I LOVE YOU DIAS. . . NOW AND FOREVER. . . . dan akhirnya selembar kertas bertuliskan cinta itu membawaku terlelap tidur nyenyak..
Aku bangun kesiangan dan tergesa-gesa mandi, tanpa sarapan aku langsung ambil tas dan berangkat sekolah. Ibuku sudah memasukkan bekal untuk makan siang, saat aku berpamitan untuk berangkat sekolah, aku diciumnya dan ibuku tersenyum lebar sambil menepuk lembut pipiku. Aku tak curiga sedikitpun sikap ibuku, karena ibu sudah biasa menepuk pipi atau bahu sambil berkata hati-hati di jalan. Tetapi saat dijalan aku ingat kertas yang aku peluk tadi malam ada dimana ? aku belum merasa merapikan atau menyimpannya. Jangan-jangan ibu sudah membaca dan menyimpannya. Karena saat aku bangun aku tak melihat ada kertas  yang tergeletak di tempat tidurku. Hmmm . . payah. . .payah. . .payah . . .betapa cerobohnya aku. Kalau ibuku membacanya. . .aku jadi malu. . .dan mungkin nanti aku akan dinasehati atau dimarahi karena masih SMA belum waktunya untuk pacaran. Banyak contoh yang bebas pacaran saat SMA masa depannya tertunda atau bahkan gagal  total karena hamil duluan dan terpaksa menikah muda. . .hancurlah cita-cita mulia. Hmmm . . .tidaaaaakkkk . . .spontan aku teriak snediri. . .kebetulan tepat di depan sekolahku. . .maaf. . .kiri. . .turun disini. . . Semoga tidak ada yang mengira aku sedang gila. . .betapa aneh sikap orang jatuh cinta. . .dan mengapa aku segampang ini  jatuh cinta. Tuhan tolonglah aku. . .aku tak ingin masa depanku tergangu oleh siapapun juga termasuk oleh pacar atau calon suamiku.
Usai sekolah aku berlari kecil menuju ke halte bus. . .dan aku ingin naik segera karena ingin segera sampai rumah mencari kertas pembuat aku gila itu. Ada  tangan menyentuh bahuku  dan langsung menarik untuk naik ke dalam bus yang memang sudah aku tunggu-tunggu. Aku kaget. . .ternyata yang menggandengku naik ke dalam bus itu adalah kak Uvin. Aku bertanya kakak mau keman ? secepat kilat kak Uvin menjawab mengantar pulang Dias. . .aku mendesah. . .hmmm. . .aku belum mau pulang. . .aku ingin mampir ke warung-warung mengambil uang hasil jualan ibuku. Kata ibu, . . . Dias disuruh langsung pulang saja, karena hari ini ibu memang tidak kirim kue ke warung. Hari ini kita akan pergi undangan ke Jakarta. . . ke tempat tante, , ,adik ibu yang di Petamburan. Aku makin bingung. . .kapan kak Uvin kenal ibuku ya ? dan kapan ibu janjian dengan kak Uvin untuk ajak ke Jakarta ke rumah tante ? Aku sendiri tidak pernah diberi tahu ada rencana undangan ke Jakarta. . .mengapa harus hari ini pula ? besok ada ulangan mate-mateka yang haduuhh . . .membuat jengkel. Bukan karena mate-matekanya yang susah. Yang sulit adalah menolak untuk membantu memberi jawaban pada teman. Dengan cara apa lagi nanti aku mencoba pura-pura tidak dengar dan tidak tahu kalau ada yang minta bantuan jawaban. Hmmm . . .aku kaget lagi saat melamun kak Uvin menegur. . .” melamun ya ?” Yeee. . .siapa yang mikirin kak Uvin. . .GR ya ?  aku nerocos menjawabnya. . .dan kak Uvin balas menjawab. . .aku bertanya “Melamun ya “ bukan menuduh melamun tentang kakak?. . .yah . . .merah deh mukaku . . .maaf. . .hmmm . . .aku jadi malu. Kak Uvin langsung menyahut,.berarti sedang melamun tentang kak Uvin dong. . .? Hmmm . . .ahhh kak Uvin membuat aku jadi malu saja deh . . .!!!. Oke. . .kita sudah hampir sampai . . .turun. . .dan jangan lama-lama. . .kita berangkat jam 15.30 ya . . . Jakarta macet. . . acara jam 19.00 di gedung Kartini. Tetapi kita langsung ke rumah tante dulu di Petamburan. Aku menjawab Oke kak Uvin. . .sambil berlari masuk kamar aku bengong di depan cermin. Dan aku lihat kertas yang buat aku gila ada di bawah bantal gulingku. Aku lega . . .berarti belum terbaca oleh ibuku. Amaaannn teriakku. . .mengagetkan ibu yang sedang bicara dengan kak Uvin. Dias. . .teriak ibuku . . .aku gigit bibir sambil berlari lewat pintu belakang. .
Kami berangkat bersama ke Jakarta naik taxi. . .aku mulai bicara dan bertanya pada ibu. Memang sejak kapan ibu tahu kak Uvin ? Ibuku tidak menjawab, tetapi kak Uvin yang menjawab. . .sejak kak Uvin ada  di dalam kandungan. Karena yang mengantar ibuku ke rumah sakit untuk melahirkan adalah ibu Dias. . .dan karena ibuku punya anak kembar. . .belum terampil merawat bayi, ibu menawarkan agar salah satu bayinya dirawat adik ibu yang belum punya anak yang ada di Surabaya. Kebetulan yang dikirim dan diselamatkan ibu adalah aku. Mengapa diselamatkan? Tanyaku pada kak Uvin. Karena saat itu ayahku tugas dari peperintah keluar negeri. . .dan Vinto ikut dibawa ke sana. . .ibuku sakit tidak bisa menyesuaikan dengan lingkungannya dan berdampak Vinto terlambat masuk sekolah bahkan terlambat 2 tahun . . .saat pindah ke Indonesia lagi, Vinto juga sulit menyesuaikan diri dalam belajar. . .dan pernah tidak naik kelas saat kelas X tahun lalu. Sekarang sudah jelas kan permasalahannya. . .mengapa Vinto lebih cakep dari pada aku ? Vinto hidup sebagai orang gedongan. . .sedang aku hidup tanpa roti dan keju  . . tetapi aku bersyukur  . . dengan ikut tante di Surabaya aku bisa cerdas seperti Dias.  .karena tante dan ibu itu sama-sama baik dalam mendidik anak. Aku bertanya lagi. . . Saat aku ke Surabaya, aku tak pernah bertemu dengan kak Uvin. . . dan ibuku menyahut. . .karena Uvin menjadi siswa teladan mendapat bea siswa dan fasilitas belajar sampai lulus sarjana . . .dan bebas memilih perguruan tinggi negeri ternama yang ada di Indonesia tercinta ini. Wow keren. . .teriakku. Lalu kak Uvin menyahut. . . Dias bisa juga seperti kak uvin . . . caranya Dias harus sering-sering belajar bersama kak Uvin. Betul kan Bu ? Aku mencubit kak Uvin yang berusaha manja dengan ibuku.
Saat undangan di gedung, aku banyak melamun. . .dan sesekali kak Uvin mencuri pandang sambil senyum-senyum menggoda. Aku jadi malu . . .apakah ketahuan dari sikap dan wajahku. . aku juga jatuh cinta pada kak Uvin ya ? aku kan belum menjawab dan belum menyatakan cinta. . . mengapa suasana secepat ini seperti aku sudah punya pacar dan seperti ibuku juga sudah menerima dan menganggap kak Uvin seperti anak sendiri? Aku menjadi makin bingung. . .malu  rasa galau tak mau pergi jauh dari hatiku. Secara jujur aku memang jatuh cinta pada kak Uvin. Karena kak Uvin memiliki pribadi yang sederhana, cerdas ramah baik hati dan aku merasa nyaman ada di dekatnya.
Aku semakin bisa menebak mengapa Vinto begitu tidak suka padaku.. Ternyata saat di rumahnya, Kak Uvin sering menyebut namaku dan bertanya kepada Vinto tentangku . . . menanyakan aku sudah punya pacar atau belum, Dan Vinto tidak suka kalau kak Uvin menjadi pacarku. . .dengan demikian akan terbongkar Vinto yang sudah cukup tua itu baru kelas XI IPA sama sepertiku. Kak Uvin menjadi mahasiswa teladan sementara Vinto kurang begitu tekun sehingga nilai-nilainya pun tergolong kelompok cukup atau bahkan terkadang ada yang tidak tuntas untuk mata pelajaran IPA yang sebagai mata pelajaran wajib tuntas itu.
Suatu hari . . .penghargaan untuk para pemenang lomba Pemuda Peduli Lingkungan dilaksanakan bersamaan dengan tirakatan hari Sumpah Pemuda di Aula Kantor Pemda Kabupaten Bogor. Aku cukup bangga dengan sekolahku yang meraih juara ke 3, dan yang berkreasi untuk ikut lomba dengan membuat model  pemandangan alam “ Danau Sebagai Warung Apung dan Tempat Rekreasi Anak “ adalah Vinto dan teman-teman. Kak uvin cukup bangga dengan hasil karya Vinto . . .hanya dengan menata daun-daun kering dan plastik-plastik bekas makanan kecil untuk anak, Vinto mampu membuat pemandangan alam yang sangat memukau dan meraih juara serta membawa nama baik sekolah. Seluruh peserta lomba merasa puas karena hasil karya dari semua peserta akan dipajang pada satu stand pada ajang pameran pendidikan di Gedung Pemuda pada hari Sabtu dan Minggu akhir bulan ini.

Satu minggu kemudian aku diajak jalan kak Uvin, dan ibu sangat setuju bila aku diajak main. . .atau keluar atau bahkan diajak pergi oleh kak Uvin.  Aku sangat senang saat di ajak jalan kak Uvin untuk melihat kampusnya dan dikenalkan pada sahabat-sahabatnya. Banyak yang berseloroh. . .” ternyata si kutu buku dapat  punya pacar cantik . . .pintar pula” . . .sambil tertawa mengejek kak Uvin. Bahkan ada yang teriak keras. . .” Dias gak usah takut kehilangan Uvin. . .karena Uvin sendiri bilang gak bakalan ada yang suka sama gue. . .jangan-jangan kamu dipelet Dias . . .Kak Uvin tidak menyahut. . .tetap jalan terus sambil gandeng tanganku masuk di kamar kosnya yang sangat rapi dengan buku-buku tebal. . .aku duduk dikursi. . .dan aku melihat selendang kuning tersampir di sebelah lukisan wanita cantik yang mirip dengan aku. Selendang itu aku ambil. . .dan segera kak Uvin angkat aku duduk di sova panjang sambil memangku aku . . .. Aku mengelak dan melepaskan diri dari pelukan kak Uvin, Aku merasa jantungku berdegup sangat kencang. . . ku lihat kak Uvin berjalan ke pintu dan menutupnya perlahan lalu menguncinya. Aku merasa tidak takut apapun yang akan dilakukan kak Uvin. Hatiku terasa berbunga-bunga. . .jantung berdegup sangat kencang. . Kak Uvin duduk disampingku sambil mengelus rambutku yang tergerai. . .menyentuh hidungku dan mengatakan “ AKU CINTA KAMU DIAS. . . “ lalu kak Uvin bercerita. . . sambil mata berkaca-kaca hampir menangis. . . saat kak Uvin jalan--jalan ke bali membeli selendang kuning, . .dan, . . selendang yang dibelinya itu akan diberikan pada seorang gadis impiannya. . . cantik dan baik hati    yang akan dijadikan  istri. Dan ternyata . . .malam sebelum pulang dari bali kak Uvin  bermimpi sebagai panitia lomba fasion show antar SMA . . .yang diikuti ratusan peserta salah satunya adalah gadis cantik sederhana memakai selendang kuning di lehernya. . .gadis cantik itu sebagai pemenangnya. Namun saat gadis cantik itu pergi. . .selendang itu terjatuh dan diambil oleh kak Uvin. . .namun kak Uvin sudah mencari kemana-mana tak diketemukannya pemilik selendang itu. . .selendang kuning itu ditarik-tariknya sendiri hingga terbangun. . .ternyata selendang kuning itu selendang yang tadi siang dibelinya dan tersangkut paku kecil di kotak alat tulis di dekat tempat tidurnya dan sobek di bagian ujungnya. . .hingga kini selendang itu tetap disimpannya dan tetap akan dikalungkannya pada gadis pilihan hatinya yaitu aku. . . .I LOVE YOU DIAS. . .kak Uvin berucap sangat lembut ditelingaku sambil mendekapku. . . dadaku berdegub kencang, mataku  terpejam. . . sambil memegang punggung kak Uvin, dadaku makin berdegup kencang. . . kak Uvin menciumku dan mataku tetap terpejam. . .aku begitu pasrah menikmati kasih yang aku rasa tulus dan murni. . .nyaman indah seperti aku dibawanya ke taman surga yang indah tak terkira. Dahiku dielusnya dan berkali-kali diciumnya. . . secara spontan aku menikmati dan ikut terlelap dalam pelukan erat yang aku balas dengan dekapan erat pula. Aku berbisik lembut di telinga kak Uvin “  I LOVE YOU TOO  kak Uvin “ Dan kak Uvin meraba tubuhku penuh kelembutan dan mencium pipiku dengan mersa dan kasih yang hangat. Aku pasrah dan pasrah . . . betapa indahnya cinta . . .cinta pertamaku akan ku jaga sebagai cinta terakhir yang akan tetap hangat dan indah. . . .Semakin erat pelukan kak Uvin. . . tak sadar waktu menjelang malam. Aku segera melepas pelukan kak Uvin perlahan dan berbisik. . .ayo antar aku pulang kak. . . dan. . .sekali lagi kak Uvin memelukku dan menciumi aku dan aku tetap menikmati cinta dan kasih yang sangat indah dan hangat serta menyejukkan hati. . Kita akan jaga cinta kita sampai akhir hidup kita. . .kata kak Uvin lembut sambil menyentuh hidungku, Aku mengangguk sambil tersenyum. Indahnya oh indahnya. . .mimpi kak Uvin menjadi kenyataan., . . meski bukan aku gadis dalam mimpi itu, yang penting aku yang menjadi kekasih kak Uvin.  . . selendang kuningpun  menjadi milikku. Rasanya aku enggan untuk pulang. . .aku ingin tetap dalam pelukan kak Uvin. . .pelukan cinta pertama yang indah.

1 komentar: