BUKAN
AKU
Pagi-pagi
sekali aku terbangun oleh suara tiang listrik yang dipukul tiga kali oleh
peronda . Aku duduk sejenak dan
terbayang wajah ayahku yang sudah meninggal satu tahun yang lalu. Saat ayahku masih hidup juga rajin berjaga malam
seperti para peronda yang sedang keliling di RT 01 RW 05 tempat aku tinggal sekarang..
Ayah selalu mendapat giliran jaga tiap kamis malam yang konon kabarnya tidak
ada yang mau tugas jaga atau ronda pada malam Jumat. Penduduk ketakutan karena
pernah ada kejadian seorang kakek yang
hidup kembali saat jenasahnya sudah diturunkan di dalam kubur, dan sudah
diposisikan dengan rapi tinggal menimbun dengan tanah. Semua pelayat lari
tunggang langgang tetapi ayahku yang termasuk salah satu pelayat yang ada di
dekat lubang kubur tidak ikut lari. Ayahku justru yang membantu kakek untuk
bangun kembali dan membawa kembali pada keluarganya. Ayahku berpesan padaku
agar takut pada Tuhan dan berani berbuat baik serta melakukan hal baik dan
benar. Dan sekarang meski ayah sudah tiada rasanya pesan itu sangat kuat
terngiang di telingaku dan membuat aku menjadi pemberani seperti saat ini.
Aku
masih duduk di bangku SMA kelas XI IPA dani aku menjadi ketua Osis yang cukup
disegani oleh siswa dan siswi di sekolahku. Aku dijuluki sang primadona yang
adil dan perkasa. Setiap ada suara panggilan “ DIAS . . .” yaitu nama pendek
dari namaku Ardiastuti aku langsung menjawah “ Yoi. . .siap . . .ada yang bisa
saya bantu. . .? “ rupanya jawabanku itupun menjadi kalimat sederhana yang
cukup bersahabat dan sopan sserta menjadi trendi atau membudaya bagi seluruh
siswa di sekolahku khususnya. Kalau ada yang berbisik-bisik “ sang primadona
sedang lewat . . .” maka aku menyapa mereka. . .“ hai kawan . . .” dan
merekapun serempak menjawab “ hai juga Dias. . .” Rasanya sangat menyenangkan
suasana SMA tempat aku belajar. Pantas saja banyak cerpen atau lagu-lagu yang
bertemakan indahnya saat-saat di SMA. Aku tidak akan pernah sia-siakan
kesempatan terindah yang aku miliki saat ini untuk tetap menjadi pemberani
dalam melakukan hal baik dan benar sesuai pesan ayahku dan juga tidak akan
mengecewakan teman-teman SMA yang sebagian besar memberi julukan untukku sang
primadona yang adil dan perkasa. Hehehe. . .aku jadi tersenyum sendiri antara
malu. . .senang. . .bangga. . .atau lucu ?
Tiap
pukul 06.00 aku harus sudah berangkat ke
sekolah agar datang lebih awal dan dapat memberi contoh yang baik untuk teman-temanku.
Meski banyak yang mengagumi sikap dan potensiku, aku merasa ada satu cowok yang
selalu usil dan sering memaki-maki aku tanpa alasan yang jelas bila berpapasan
dengan aku.. Aku sudah mencoba berkali-kali bicara baik-baik apa maunya dan aku
juga tanyakan apa salahku hingga
bersikap seperti sangat membenciku, tetapi Sanvinto demikian nama cowok itu
tetap diam seribu bahasa. Salah satu sahabatku mengatakan mungkin dia naksir
aku, tetapi aku bilang tidak mungkin, karena aku sangat tahu Vinto nama
panggilan akrabnya itu sudah punya pacar yang sangat setia dan mereka sangat
rukun-rukun saja. Bahkan Ruvini dengan nama panggilan keren Ruri adalah pacar
Vinto membantu aku agar jangan membenciku dan mengkhawatirkan bisa-bisa nanti
berubah jadi cinta kata si Ruri. Namun Vinto tetap keras kepala tidak merubah sikap
dan tetap ketus bila bicara dengan aku dan tidak ramah bila bertemu dengan aku.
Suatu
hari ada acara bakti sosial dari sekolah untuk kunjungan ke panti asuhan tuna
ganda di daerah Cimanggis Kabupaten Bogor. Aku memang tidak bisa ikut, karena
bersamaan dengan rapat ketua-ketua Osis SMA se- Kabupaten Bogor. Aku sudah
koordinir bersama sie sosial dan dengan nasehat bapak pembina Osis, aku yakin
kegiatan bakti sosial pasti berjalan lancar. Segala sesuatu yang dipersiapkan
dengan baik dan bertujuan baik pasti dilindungi Tuhan dan aku sangat percaya
itu. Selama ini apapun yang terjadi padaku dan pada sekolahku adalah
kehendak-Nya yang terbaik yang terjadi. Aku berangkat rapat sementara rombongan
anak-anak perwakilan dari sekolahku mengantar bingkisan untuk bakti sosial di
sebuah panti asuhan tuna ganda. Aku tidak tahu siapa pemimpin rapat yang ada di
depan, namun tiba-tiba ia memanggil namaku “ Dias tolong maju ke depan. . .” Aku
kaget bercampur heran dan malu dilihat semua
ornag yang ada di ruangan yang merupakan ketua-ketua Osis dari 64 SMA yang ada
di Kabupaten Bogor. Aku maju ke depan dan duduk di dekat orang yang memanggilku,
dan aku mendapat selembar kertas darinya yang berisi tentang susunan panitia
untuk acara lomba “ Pemuda Peduli
Lingkungan “ . Lomba diadakan untuk peringati hari Sumpah Pemuda dengan tujuan
bangkitkan kreativitas dan potensi pemuda Indonesia dengan memanfaatkan sampah
atau limbah yang ada di sekitar kita. Aku kaget dengar pertanyaan “ Bagaimana ?
tertarik kah ? “ Aku tersenyum dan bingung mau menjawab apa, dan spontan keluar
dari mulutku . . .“ Tema yang sangat menarik dan menantang “.. . .aku langsung
nerocos bicara . . .mengapa aku sebagai ketua panitia ? Tidak salahkah susunan
panitia ini ? dan mengapa harus aku ? . Tanpa menjawab orang yang ada di
sampingku yang bernama Ruvino itu mengumumkan rapat akan segera dimulai, Aku
terdiam dan sedikit dag. . .dig. . .dug.. .kebingungan. Sambil berfikir apa
maunya orang ini sepertinya dia sangat paham dengan diriku. Aku coba
pejam-pejam mata siapa tahu aku ingat siapa sesungguhnya orang yang duduk
disampingku ini. Semakin lama aku memejam semakin bingung dan tak ada jawaban
atau titik terang di otakku. Aku pasrah dan ikuti dulu tahap demi tahap apa
yang disampaikan oleh Ruvino pada ucapan selamat datang dan terima kasih untuk
semua yang hadir. Usai membuka rapat, Ruvito menyerahkan padaku untuk pimpin
rapat. Aku berbisik sejenak di dalam hati. . .mengapa main tunjuk dan . aku
berbisik lagi untuk ayahku tercinta yang telah tiada.. . Terima kasih ayah. .
.nasehatmu yang membuat aku kuat,semangat dan mampu atasi aneka macam masalam
dalam berbagai situasi. Aku bertanya pada orang yang ada disampingku “Siapa yang susun kepanitiaan ini ? Ruvino
menjawab dengan cepat “ Bapak Bupati yang kehendaki. . .karena namamu pernah
tercantum sebagai siswa teladan tingkat SMA se- Kabupaten Bogor “ Sambil
nyengir dan garuk kepala walau tidak gatal. . .aku segera pimpin rapat. . .dan
seperti biasa aku dengan tegas dan pasti menyampaikan banyak hal untuk lancar
dan suksesnya kegiatan yang aku koordinir. Aku tetap berprinsip bahwa semua
kegiatan pasti bisa berjalan dengan baik asal kegiatan direncanakan dengan baik
dan bertujuan baik serta berguna untuk banyak orang, seperti nasehat ayah
kebangganku. Aku sampaikan rencana awal
dan minta bantuan beberapa teman dari sekolah lain untuk duduk dalam
kepanitiaan serta merencanakan rapat khusus untuk lebih operasional melengkapi proposal
yang akan dikirim ke tiap SMA se- Kabupaten Bogor.
Sampai
di rumah aku langsung rebahkan badanku di atas tempat tidurku yang hampir reyot termakan usia, namun tetap terasa
nyaman karena aku tata rapi. Aku jambak
rambut depanku karena sedikit pening dan bingung dengan tugas cukup berat serta
mendadak ini. Aku mendesah. . .hmmm. . .pak Bupati begitu mempercayaiku hanya
karena aku menjadi pelajar teladan . . .hmmm . . .aku mendesah lagi. Teladan
apanya ? aku bertanya dalam hati. Bukankah hanya karena aku mendapat nilai tertinggi saat mengerjakan soal-soal
olympiade ? dan karena menang lomba pidato bahasa Inggris saja prestasiku di
tingkat Kabupaten ? Aku yakin yang lebih potensi dari aku pasti banyak, namun
karena mereka belum mendapat kesempatan berkompetisi atau tidak dikirim untuk
ikut berlomba saja. Hmmm . . .aku terus mendesah. . .dan. . .akhirnya aku
tertidur.
Saat
aku terbangun, aku melihat sudah ada minuman teh manis dan kue pukis kesukaanku
di atas meja belajarku. Aku yakin pasti Ibuku yang meletakkannya. Ibu sangat
pengertian seperti ayahku, bila aku capek atau banyak ulangan, aku tak diberi
tugas apapun untuk pekerjaan rumah. Aku sendiri pandai menempatkan diri untuk
membantu ibuku dan sedikit meringankan pekerjaannya. Aku membantu mengantar
makanan kecil untuk dijual pada warunng-warung dan kantin-kantin sekolah pada
pagi hari, dan sepulang sekolah aku mampir mengambil keranjang kue dan uang
hasil jualan itu. Aku lakukan setiap hari dengan ikhlas, karena aku punya
prinsip, dengan banyak bekerja badanku tidak terlalu gemuk dan aku tidak perlu
kuruskan badan dengan membayar ke sanggar senam atau ikut fitnes. Aku selalu
ambil nilai positifnya dari apapun tugas dan pekerjaan yang aku lakukan. Banyak
teman-temanku bertanya apa rahasianya memiliki badan bagus langsing dan
menawan? Aku hanya tersenyum bila ada yang bertanya atau memuji seperti itu. Tetapi aku pernah menjawab,
lakukan saja pekerjaan-pekerjaan rutin setiap hari dengan suka cita, maka Tuhan
akan beri hadiah banyak, diantaranya badan sehat, hati riang, tidak pernah
dimarahi, pekerjaan beres, dan badan menjadi bagus. Teman-temanku pasti nyengir
dan manyun bila aku jawab seperti itu. Bahkan ada yang menyahut. . .” Capek deh
. . .”. Anak-anak sekarang umumnya tidak suka bekerja keras. Mereka ingin
Semuanya yang instan cepat dan nyaman.
Akibatnya mudah gemuk, mudah sakit dan kurang disiplin dalam mengumpulkan
tugas-tugas baik dari sekolah maupun tugas dari kegiatan-kegiatan lain di luar sekolah
atau organisasi sosial yang diikutinya. Misalnya kelompok Karang Taruna,
Kepemudaan, pemuda Pancasila dan lain-lain, Aktif berorrganisasi juga menambah
wawasan dan memperluas relasi. Tetapi sekaligus menambah beban atau tugas dalam
pelaporan atas tugas yang diembannya tentunya.
Satu
minggu usai rapat panitia inti aku bersama segenap panitia telah siapkan
proposal lengkap dengan dukungan banyak pihak, bahkan banyak sponsor yang ikut
bantu dana kegiatandan mau memberi hadiah bergengsi berupa speda motor bagi
juara pertama dan hadiah uang puluhan juta rupiah serta hadiah hiburan untuk
semuapeserta lomba. Aku sangat puas dengan tugas yang dipercayakan untukku.
Ternyata apapun pekerjaan kita, ternyata semuanya itu tugas dari Tuhan dengan
perantaraan kegiatan-kegiatan setiap hari yang kita jalankan. Sadarkah kita
bila kita menolak tugas atau menggerutu saat melaksanakan tugas, sesungguhnya
kita sedang protes pada Tuhan yang telah beri segala sesuatu untuk hidup kita.
Aku selalu berdoa agar teman-temanku yang bekerja bersama aku akan mendapatkan
karunia rahmat dari-Nya hingga tak seorangpun menggerutu, dan akhirnya nanti
pekerjaan dan tugas-tugas terlaksana dengan baik dan lancar. Aku juga tidak
pernah lupa untuk ingatkan teman-teman berdoa sesuai agama yang dianutnya.
Waktu untuk sholat selalu aku ingatkan, kalau kegiatan hari Minggu aku pasti
ingatkan juga untuk teman-teman ikut kebaktian dahulu sebelum melibatkan diri
pada kegiatan bersama.
Proposal
sudah dikirim ke semua sekolah, dan tak terduga dalam pikiranku, yang ikut lomba lebih dari jumlah sekolah yang ada.
Ternyata karena tertarik dengan tema dan hadiah yang disediakan, maka banyak
sekolah yang mengirimkan peserta lomba lebih dari satu kelompok. Sungguh luar
biasa kegiatan yang didalamnya harus mengunakan barang bekas atau sampah
ternyata banyak peminatnya. Bila instansi pemerintah terus bekerja sama dengan
Sekolah-sekolah untuk adakan aneka macam kegiatan tentang kepedulian untuk
lestarikan dan ciptakan lingkungan bersih indah dan sehat serta nyaman, mengapa
kita tidak lakukan secara rutin atau banyak dan banyak lagi ?
Sekretaris
panitia aku minta kirim undangan lewat email untuk rapat terakhir sebelum
pelaksanaan lomba dan malam harinya aku coba buka emailku untuk melihat ada
tidaknya tanggapan tentang rencana rapat akhir itu. Aku melihatada alamat emali
yang aku tidak mengenalnya. Aku baca lebih dulu sebelum membuka email-email
dari beberapa ketua Osis sekolah-sekolah yang ikutan lomba. Aku heran dengan
isi email itu. Ada satu pertanyaan apakah kamu yang memiliki selendang kuning
yang jatuh saat lomba Fasion show ? Selendang itu ada padaku. . . aku takut
memberikan saat itu.. . .karena waktu
aku simpan, selendang itu menjadi sobek terjepit paku di kotak alat-alat
tulisku. . . email ditutup dengan kata maaf dan terima kasih. Aku menjadi
bingung. . . dan karena memang aku tidak tahu menahu tentang selendang itu,. .
.maka aku jawab saja “ Bukan Aku “ . . .dan aku juga bertanya pada email
balasan itu, “ sebenarnya kamu siapa ? lalu aku tutup dengan kata maaf dan terima
kasih sama seperti kata penutup dari email yang aku baca itu . . .lalu aku
kirim balasan email itu.
Sejenak
aku membaca email-email yang lain dan memang semuanya biasa-biasa saja dan
semua mendukung dan memberi semangat untuk kegiatan peduli lingkungan ini.
Tiba-tiba ada jawaban lagi dari email yang tidak jelas itu . . .aku kaget dan
terperanjat. . .ternyata email itu dari Ruvino dan. . . ternyata Ruvino adalah
saudara kembar dari Sanvito. Aku hampir tidak percaya melihat dua anak kembar
yang sama sekali tidak mirip dan berkepribadian bertolah belakang seperti itu..
Vinto teman sekolahku itu sangat rapi bersih dan agak tertutup dalam
bersosialisasi dengan teman-teman, lebih terkesan seperti angkuh dan sombong.
Sedang Ruvino dengan panggilan akrap Kak Uvin ini sangat cerdas, ramah dan
sederhana. Dan anehnya kak Uvin ini sudah sekripsi untuk ujian S-1 jurusan
Biologi di Universitas negeri ternama pula. Luar biasa kak Uvin. Tetapi apa
hubungannya dengan selendang kuning dan sikap judesnya Vinto padaku ya ?
Untuk
sementara aku tak mau ambil pusing dengan selendang kuning,Vinto atau kak Uvin. Aku akan fokus untukpersiapan
lomba agar berjalan dengan baik, apa lagi minggu-minggu ini hampir tiap hari
ada ulangan. Apa kata teman-temanku nanti bila gara-gara kegiatan luar nilaiku
hnncur berantakan. Aku harus terus tekun belajar dan berusaha sebaik mungkin.
Tuhan pasti tidak akan membuatku mendapat malu, selama aku tetap berserah dan
memohon perlindungan dan kekuatan dari-Nya. Tetapi mengapa gara-gara email kak
Uvin hatiku jadi galau seperti ini ya ? aku tidak pernah punya rasa seperti
ini. Hmmm . . .Tuhan. . .aku takut dengan yang namanya jatuh cinta. Semua
teman-temanku nilai merosot, dan sering dimarahi orang tuanya hanya karena
pacaran dan jatuh cinta yang tidak jelas asal-usulnya itu. Tetapi ada apa
dengan diriku sekarang ? , hatiku dan badanku menjadi lemas dan sulit tidur
bila ingat email kak Uvin. Kalau aku
jatuh cinta dengan kak Uvin pasti nanti Vinto makin marah. Kalau aku boleh jjujur,
dalam hatiku berkata sesungguhnya kak
Uvin itu kurang cakep. . .hmmm . . .mengapa aku jadi mikirin kak Uvin melulu ya
? Ampun Tuhan. . .apakan ini yang namanya cinta? . . . datang tiba-tiba dan
membuat gundah gulana seperti ini? Tetapi mengapa aku makin galau. . .sementara
aku tidak tahu apa isi hati kak Uvin . .
.belum tentu kak Uvin suka dengan aku yang hanya anak janda dan tidak memiliki
apa-apa. Aku hanya memiliki modal semangat, iman dan hidup bersahaja. Hmmmm . .
.tidur. . .tidur. . .tidur. . .tetapi mengapa mata tetap tak bisa pejam?
Karena
sulit untuk tidur,aku bangkit lagi
membuka kompeterku. . . aku baca berulang-ulang kata demi kata email ari kak
Uvin. Aku berdoa sejenak mohon terang dari Tuhan. . .sesungguhnya ada masalah apa
antara Vinto. . .aku dan kak Uvin. Aku mencoba menulis lagi. . .membalas email
kak Uvin. Aku bertanya. . .sebenarnya ada apa dengan selendang kuning itu ? dan
mengapa Vinto selalu marah dan ketus bila berjumpa dengan aku ? Sesaat email
aku kirim. . .kak Uvin langsung membalas emailku. . .ternyata kak Uvin juga belum tidur. .
.padahal jam sudah menunjukkan pukul 24.47 menit. Berarti kak Uvin juga tidak
tidur dong. . . ada apa dengan kak Uvin ya ? . . .,dan aku langsung buka dan segera membaca
email balasan dari kakUvin. Aku makin kaget. . .tetapi kagetnya hatiku ada rasa
guncangan dahsyat yang tak pernah aku miliki. Aku seperti mendapatkan kekuatan
luar biasa. . .karena kak Uvin mengatakan cinta padaku. Aku baca
berulang-ulang. Aku print email yang berisi ungkapan cinta itu. . .aku perbesar
tulisannya. . .aku ciumi berulang-ulang tulisan itu. Apakah seperti ini jatuh
cinta ? seperti orang gila ? tidak bisa tidur dan kegirangan dengan menciumi
selembar kertas dengan tulisan besar. . .DIAS AKU MENCINTAIMU. . .I LOVE YOU
DIAS. . . NOW AND FOREVER. . . . dan akhirnya selembar kertas bertuliskan cinta
itu membawaku terlelap tidur nyenyak..
Aku
bangun kesiangan dan tergesa-gesa mandi, tanpa sarapan aku langsung ambil tas
dan berangkat sekolah. Ibuku sudah memasukkan bekal untuk makan siang, saat aku
berpamitan untuk berangkat sekolah, aku diciumnya dan ibuku tersenyum lebar
sambil menepuk lembut pipiku. Aku tak curiga sedikitpun sikap ibuku, karena ibu
sudah biasa menepuk pipi atau bahu sambil berkata hati-hati di jalan. Tetapi
saat dijalan aku ingat kertas yang aku peluk tadi malam ada dimana ? aku belum
merasa merapikan atau menyimpannya. Jangan-jangan ibu sudah membaca dan
menyimpannya. Karena saat aku bangun aku tak melihat ada kertas yang tergeletak di tempat tidurku. Hmmm . .
payah. . .payah. . .payah . . .betapa cerobohnya aku. Kalau ibuku membacanya. .
.aku jadi malu. . .dan mungkin nanti aku akan dinasehati atau dimarahi karena
masih SMA belum waktunya untuk pacaran. Banyak contoh yang bebas pacaran saat
SMA masa depannya tertunda atau bahkan gagal
total karena hamil duluan dan terpaksa menikah muda. . .hancurlah
cita-cita mulia. Hmmm . . .tidaaaaakkkk . . .spontan aku teriak snediri. .
.kebetulan tepat di depan sekolahku. . .maaf. . .kiri. . .turun disini. . .
Semoga tidak ada yang mengira aku sedang gila. . .betapa aneh sikap orang jatuh
cinta. . .dan mengapa aku segampang ini
jatuh cinta. Tuhan tolonglah aku. . .aku tak ingin masa depanku tergangu
oleh siapapun juga termasuk oleh pacar atau calon suamiku.
Usai
sekolah aku berlari kecil menuju ke halte bus. . .dan aku ingin naik segera
karena ingin segera sampai rumah mencari kertas pembuat aku gila itu. Ada tangan menyentuh bahuku dan langsung menarik untuk naik ke dalam bus
yang memang sudah aku tunggu-tunggu. Aku kaget. . .ternyata yang menggandengku
naik ke dalam bus itu adalah kak Uvin. Aku bertanya kakak mau keman ? secepat
kilat kak Uvin menjawab mengantar pulang Dias. . .aku mendesah. . .hmmm. . .aku
belum mau pulang. . .aku ingin mampir ke warung-warung mengambil uang hasil
jualan ibuku. Kata ibu, . . . Dias disuruh langsung pulang saja, karena hari
ini ibu memang tidak kirim kue ke warung. Hari ini kita akan pergi undangan ke
Jakarta. . . ke tempat tante, , ,adik ibu yang di Petamburan. Aku makin
bingung. . .kapan kak Uvin kenal ibuku ya ? dan kapan ibu janjian dengan kak
Uvin untuk ajak ke Jakarta ke rumah tante ? Aku sendiri tidak pernah diberi
tahu ada rencana undangan ke Jakarta. . .mengapa harus hari ini pula ? besok
ada ulangan mate-mateka yang haduuhh . . .membuat jengkel. Bukan karena
mate-matekanya yang susah. Yang sulit adalah menolak untuk membantu memberi
jawaban pada teman. Dengan cara apa lagi nanti aku mencoba pura-pura tidak
dengar dan tidak tahu kalau ada yang minta bantuan jawaban. Hmmm . . .aku kaget
lagi saat melamun kak Uvin menegur. . .” melamun ya ?” Yeee. . .siapa yang
mikirin kak Uvin. . .GR ya ? aku nerocos
menjawabnya. . .dan kak Uvin balas menjawab. . .aku bertanya “Melamun ya “
bukan menuduh melamun tentang kakak?. . .yah . . .merah deh mukaku . . .maaf. .
.hmmm . . .aku jadi malu. Kak Uvin langsung menyahut,.berarti sedang melamun
tentang kak Uvin dong. . .? Hmmm . . .ahhh kak Uvin membuat aku jadi malu saja
deh . . .!!!. Oke. . .kita sudah hampir sampai . . .turun. . .dan jangan
lama-lama. . .kita berangkat jam 15.30 ya . . . Jakarta macet. . . acara jam
19.00 di gedung Kartini. Tetapi kita langsung ke rumah tante dulu di
Petamburan. Aku menjawab Oke kak Uvin. . .sambil berlari masuk kamar aku
bengong di depan cermin. Dan aku lihat kertas yang buat aku gila ada di bawah
bantal gulingku. Aku lega . . .berarti belum terbaca oleh ibuku. Amaaannn
teriakku. . .mengagetkan ibu yang sedang bicara dengan kak Uvin. Dias. .
.teriak ibuku . . .aku gigit bibir sambil berlari lewat pintu belakang. .
Kami
berangkat bersama ke Jakarta naik taxi. . .aku mulai bicara dan bertanya pada
ibu. Memang sejak kapan ibu tahu kak Uvin ? Ibuku tidak menjawab, tetapi kak
Uvin yang menjawab. . .sejak kak Uvin ada
di dalam kandungan. Karena yang mengantar ibuku ke rumah sakit untuk
melahirkan adalah ibu Dias. . .dan karena ibuku punya anak kembar. . .belum
terampil merawat bayi, ibu menawarkan agar salah satu bayinya dirawat adik ibu
yang belum punya anak yang ada di Surabaya. Kebetulan yang dikirim dan
diselamatkan ibu adalah aku. Mengapa diselamatkan? Tanyaku pada kak Uvin.
Karena saat itu ayahku tugas dari peperintah keluar negeri. . .dan Vinto ikut
dibawa ke sana. . .ibuku sakit tidak bisa menyesuaikan dengan lingkungannya dan
berdampak Vinto terlambat masuk sekolah bahkan terlambat 2 tahun . . .saat
pindah ke Indonesia lagi, Vinto juga sulit menyesuaikan diri dalam belajar. .
.dan pernah tidak naik kelas saat kelas X tahun lalu. Sekarang sudah jelas kan
permasalahannya. . .mengapa Vinto lebih cakep dari pada aku ? Vinto hidup
sebagai orang gedongan. . .sedang aku hidup tanpa roti dan keju . . tetapi aku bersyukur . . dengan ikut tante di Surabaya aku bisa
cerdas seperti Dias. .karena tante dan
ibu itu sama-sama baik dalam mendidik anak. Aku bertanya lagi. . . Saat aku ke
Surabaya, aku tak pernah bertemu dengan kak Uvin. . . dan ibuku menyahut. .
.karena Uvin menjadi siswa teladan mendapat bea siswa dan fasilitas belajar
sampai lulus sarjana . . .dan bebas memilih perguruan tinggi negeri ternama
yang ada di Indonesia tercinta ini. Wow keren. . .teriakku. Lalu kak Uvin
menyahut. . . Dias bisa juga seperti kak uvin . . . caranya Dias harus
sering-sering belajar bersama kak Uvin. Betul kan Bu ? Aku mencubit kak Uvin
yang berusaha manja dengan ibuku.
Saat
undangan di gedung, aku banyak melamun. . .dan sesekali kak Uvin mencuri
pandang sambil senyum-senyum menggoda. Aku jadi malu . . .apakah ketahuan dari
sikap dan wajahku. . aku juga jatuh cinta pada kak Uvin ya ? aku kan belum
menjawab dan belum menyatakan cinta. . . mengapa suasana secepat ini seperti
aku sudah punya pacar dan seperti ibuku juga sudah menerima dan menganggap kak
Uvin seperti anak sendiri? Aku menjadi makin bingung. . .malu rasa galau tak mau pergi jauh dari hatiku.
Secara jujur aku memang jatuh cinta pada kak Uvin. Karena kak Uvin memiliki pribadi
yang sederhana, cerdas ramah baik hati dan aku merasa nyaman ada di dekatnya.
Aku
semakin bisa menebak mengapa Vinto begitu tidak suka padaku.. Ternyata saat di
rumahnya, Kak Uvin sering menyebut namaku dan bertanya kepada Vinto tentangku .
. . menanyakan aku sudah punya pacar atau belum, Dan Vinto tidak suka kalau kak
Uvin menjadi pacarku. . .dengan demikian akan terbongkar Vinto yang sudah cukup
tua itu baru kelas XI IPA sama sepertiku. Kak Uvin menjadi mahasiswa teladan
sementara Vinto kurang begitu tekun sehingga nilai-nilainya pun tergolong
kelompok cukup atau bahkan terkadang ada yang tidak tuntas untuk mata pelajaran
IPA yang sebagai mata pelajaran wajib tuntas itu.
Suatu
hari . . .penghargaan untuk para pemenang lomba Pemuda Peduli Lingkungan
dilaksanakan bersamaan dengan tirakatan hari Sumpah Pemuda di Aula Kantor Pemda
Kabupaten Bogor. Aku cukup bangga dengan sekolahku yang meraih juara ke 3, dan
yang berkreasi untuk ikut lomba dengan membuat model pemandangan alam “ Danau Sebagai Warung Apung
dan Tempat Rekreasi Anak “ adalah Vinto dan teman-teman. Kak uvin cukup bangga
dengan hasil karya Vinto . . .hanya dengan menata daun-daun kering dan
plastik-plastik bekas makanan kecil untuk anak, Vinto mampu membuat pemandangan
alam yang sangat memukau dan meraih juara serta membawa nama baik sekolah. Seluruh
peserta lomba merasa puas karena hasil karya dari semua peserta akan dipajang
pada satu stand pada ajang pameran pendidikan di Gedung Pemuda pada hari Sabtu
dan Minggu akhir bulan ini.
Satu
minggu kemudian aku diajak jalan kak Uvin, dan ibu sangat setuju bila aku
diajak main. . .atau keluar atau bahkan diajak pergi oleh kak Uvin. Aku sangat senang saat di ajak jalan kak Uvin
untuk melihat kampusnya dan dikenalkan pada sahabat-sahabatnya. Banyak yang
berseloroh. . .” ternyata si kutu buku dapat
punya pacar cantik . . .pintar pula” . . .sambil tertawa mengejek kak
Uvin. Bahkan ada yang teriak keras. . .” Dias gak usah takut kehilangan Uvin. .
.karena Uvin sendiri bilang gak bakalan ada yang suka sama gue. .
.jangan-jangan kamu dipelet Dias . . .Kak Uvin tidak menyahut. . .tetap jalan
terus sambil gandeng tanganku masuk di kamar kosnya yang sangat rapi dengan
buku-buku tebal. . .aku duduk dikursi. . .dan aku melihat selendang kuning tersampir
di sebelah lukisan wanita cantik yang mirip dengan aku. Selendang itu aku
ambil. . .dan segera kak Uvin angkat aku duduk di sova panjang sambil memangku
aku . . .. Aku mengelak dan melepaskan diri dari pelukan kak Uvin, Aku merasa
jantungku berdegup sangat kencang. . . ku lihat kak Uvin berjalan ke pintu dan
menutupnya perlahan lalu menguncinya. Aku merasa tidak takut apapun yang akan
dilakukan kak Uvin. Hatiku terasa berbunga-bunga. . .jantung berdegup sangat
kencang. . Kak Uvin duduk disampingku sambil mengelus rambutku yang tergerai. .
.menyentuh hidungku dan mengatakan “ AKU CINTA KAMU DIAS. . . “ lalu kak Uvin
bercerita. . . sambil mata berkaca-kaca hampir menangis. . . saat kak Uvin
jalan--jalan ke bali membeli selendang kuning, . .dan, . . selendang yang
dibelinya itu akan diberikan pada seorang gadis impiannya. . . cantik dan baik
hati yang akan dijadikan istri. Dan ternyata . . .malam sebelum pulang
dari bali kak Uvin bermimpi sebagai
panitia lomba fasion show antar SMA . . .yang diikuti ratusan peserta salah satunya
adalah gadis cantik sederhana memakai selendang kuning di lehernya. . .gadis
cantik itu sebagai pemenangnya. Namun saat gadis cantik itu pergi. . .selendang
itu terjatuh dan diambil oleh kak Uvin. . .namun kak Uvin sudah mencari
kemana-mana tak diketemukannya pemilik selendang itu. . .selendang kuning itu
ditarik-tariknya sendiri hingga terbangun. . .ternyata selendang kuning itu selendang
yang tadi siang dibelinya dan tersangkut paku kecil di kotak alat tulis di
dekat tempat tidurnya dan sobek di bagian ujungnya. . .hingga kini selendang
itu tetap disimpannya dan tetap akan dikalungkannya pada gadis pilihan hatinya
yaitu aku. . . .I LOVE YOU DIAS. . .kak Uvin berucap sangat lembut ditelingaku sambil
mendekapku. . . dadaku berdegub kencang, mataku
terpejam. . . sambil memegang punggung kak Uvin, dadaku makin berdegup
kencang. . . kak Uvin menciumku dan mataku tetap terpejam. . .aku begitu pasrah
menikmati kasih yang aku rasa tulus dan murni. . .nyaman indah seperti aku
dibawanya ke taman surga yang indah tak terkira. Dahiku dielusnya dan
berkali-kali diciumnya. . . secara spontan aku menikmati dan ikut terlelap
dalam pelukan erat yang aku balas dengan dekapan erat pula. Aku berbisik lembut
di telinga kak Uvin “ I LOVE YOU
TOO kak Uvin “ Dan kak Uvin meraba
tubuhku penuh kelembutan dan mencium pipiku dengan mersa dan kasih yang hangat.
Aku pasrah dan pasrah . . . betapa indahnya cinta . . .cinta pertamaku akan ku
jaga sebagai cinta terakhir yang akan tetap hangat dan indah. . . .Semakin erat
pelukan kak Uvin. . . tak sadar waktu menjelang malam. Aku segera melepas
pelukan kak Uvin perlahan dan berbisik. . .ayo antar aku pulang kak. . . dan. .
.sekali lagi kak Uvin memelukku dan menciumi aku dan aku tetap menikmati cinta
dan kasih yang sangat indah dan hangat serta menyejukkan hati. . Kita akan jaga
cinta kita sampai akhir hidup kita. . .kata kak Uvin lembut sambil menyentuh
hidungku, Aku mengangguk sambil tersenyum. Indahnya oh indahnya. . .mimpi kak
Uvin menjadi kenyataan., . . meski bukan aku gadis dalam mimpi itu, yang
penting aku yang menjadi kekasih kak Uvin. . . selendang kuningpun menjadi milikku. Rasanya aku enggan untuk
pulang. . .aku ingin tetap dalam pelukan kak Uvin. . .pelukan cinta pertama
yang indah.
Cerpen yang bagus :)
BalasHapusdikembangin lagi bu bakat menulisnya :)