Selasa, 21 September 2010

ADAKAH LAGI MUJIZAT UNTUK KU ?

Orang beriman dan taqwa pada Tuhan akan mengatakan mujizat itu ada dan sungguh nyata, namun tidak bagi orang yang dalam kekhawatiran mendalam dan hidup dalam pencobaan. Bahkan muncul pertanyaan " Adakah mujizat untuk ku Tuhan ? " Meski orang yang rajin baca kitab suci, disitu selalu ada kata " jangan khawatir atau jangan takut . . ." Namun hati manusia yang tidak sebesar lautan luas, meski dapat merasakan berjuta rasa, tetap tidak mampu mengusir rasa takut atau khawatir itu.

Ada satu pengalaman, dalam satu permasalahan mendapatkan 7 macam mujizat dari Tuhan, tentu saja bila dilihat dari sudut pandang iman, Karena pandangan orang tidak beriman, keajaiban dan mujizat dari Tuhan dianggapnya hanya sebuah kebetulan belaka. Cerita ini sungguh terjadi pada seorang maha siswa 8 bersaudara. Dalam kehidupan sehari-hari, mahasiswa ini sangat sederhana dan penuh dengan keprihatinan. Singkat cerita, suatu hari dia harus ujian mata kuliah Antropobiologi, tanpa uang sepeserpun dia harus menuju ke kampus, karena tekanan ekonomi keluarganya yang memang sangat pas-pasan. Malam hari sebelum ujian, mahasiswa itu pun hanya membaca buku biologi SMA jilid 2 yang banyak membahas tentang tubuh manusia, karena mahasiswa itu tidak mampu membeli modul atau memfoto copy. Bahkan untuk mata kuliah Antropobiologi itu, jarang diikutinya karena seringnya tidak memiliki uang untuk berangkat kuliah, sementara doses yang bersangkutan memberi kebebasan untuk ikuti mata kuliahnya atau tidak yang penting saat ujian dapat mengerjakannya. Sehingga mahasiswa tersebut merasa ada kemudahan untuk mengatasi kesulitannya untuk tidak berangkat kuliah bila tidak ada uang untuk pergi kuliah.

Jadwal ujian ditentukan hari Senin jam 13,00 tempat di fakultas Antropobiologi Jogyakara, Kegelisahan mahasiswa sudah dirasakan sejak dari tidak pernah ikut kuliah, tidak ada buku pegangan atau referensi yang dimilikinya, tidak ada uang untuk berangkat ujian.

Namun mahasiswa itu tetap melangkahkan kakinya pada pukul 12.00 dan menuju terminal, yang seharusnya paling lambat jam 12.00 itu sudah bersama temen-temennya untuk saling bertanya apa saja yang telah dipelajarinya untuk persiapan ujian. Namun mahasiswa itu baru saja keluar rumah. . .dan sesampai diterminal bus, tidak ada yang bisa dilakukan pula, karena tidak ada uang sama sekali. Setiap sepeda motor lewat, ditatapnya dalam-dalam, dengan harapan ada salah satu diantaranya ada yang dikenalnya, agar dapat berangkat bersama-sama menuju kampus. Namun hingga pukul 12.30 tidak satupun temannya yang lewat.

Beberapa saat mahasiswa terdiam, ada angin berhembus, bersama debu-debu jalanan, terbang selembar uang kertas Rp 500,- Mahasiswa itu mengambilnya dan ingin berteriak uang siapakah ini, namun mulut terasa tersumbat berat, dan nampak dikanan-kiri orang berlalu lalang puntanpa peduli termasuk banyak sopir becak yang terantuk-antuk ketiduran karena penat, panas atau ngantuk kelamaan menunggu penumpang yang tak kunjung datang. Maka tanpa pikir panjang, mahasiswa itu membawa uang tersebut dan berlari mengejar bus jurusan Jogyakarta. Meski uang itu tidak cukup untuk berangkat dan pulangnya nanti, namun tak dihiraukannya, yang penting bisa berangkat dahulu, andai nanti pulang harus jalan kaki itupun akan dijalaninya.

Sesampai di Fakultas antropobiologi, mahasiswa itu terkejut, melihat seluruh temannya sudah ada di luar kampus. Pikirnya, dia hanya terlambat maksimal 30 menit, dan waktu ujian adalah 100 menit. Dipukulinya kepalanya sambil bergumam, sia-sia perjuangan ini. Namun kaki mahasiswa itu tetap melangkah menuju temen-temannya yang masih duduk disekitar kampus itu. Tanpa basa-basi ada seorang temannya marah dan mengumpat dengan kata-kata pedas, " Hai kalau ada info ujian ditunda bilang-bilang dong. . .biar sama-sama enak. . .bukan egois begitu . . .". mahasiswa yang diomelin temennya itu malah kaget dan teriak histeris.. . . . . ." Apa ? ? ?. . .ditunda ??? " luar biasa. . .Tuhan keajaiban macam apa lagi yang Engkau tunjukkan untukku? Dan mahasiswa itu hanya tersenyum menyambut umpatan dan caci maki teman-temannya. Bahkan dengan tenang memijam modul temannya yang sudah mulai bosan belajar. Dan mahasiswa itu duduk menjauh dan membaca modul yang dipinjamnya. Namun yang terjadi bukan belajar, tapi rasa mual dan pusing yang luar biasa. Mahasiswa itu akhirnya pasrah dan bersama-sama menunggu apapun yang akan terjadi, tetap akan ikut ujian dengan persiapan minimal yang telah dibacanya semalaman dari buku pket biologi SMA jilid 2 itu.

Pikir punya pikir sudah ada berapa mujizat . . .? Dari membaca buku seadanya, memperoleh uang Rp 500,- ujian ditunda,. . . .dan saat ujian tiba, ternyata soal dalam bbentuk uraian, dan tentang bagaimana mengajar materi tubuh manusia utuk anak SMA.. Mahasiswa itu sserasa ingin menangis, karena dalam satu hari keajaiban itu sungguh mengalir untuknya. Tanpa banyak waktu ujian  diselesaikannya dengan sangat sempurna dan yakin bisa dan lulus dengan nilai maksimal.

Ujian usai, teman-teman mahasiswa itu agak marah karena tidak dapat bertanya dan tidak dapat menjawab dengan baik. Dan mereka meresa gagal ujiannya itu. Mahasiswa miskin dan bernasib baik itu dengan langkah ringan pulang meninggalkan kampus Antropobiologi dengan jalan kaki memutari kampung, menghindari teman-temannya agar tidak diejek kalau pulang jarak jauh hanya dengan jalan kaki karena tidak ada uang.

Saat sampai halte bus jurusan ke Solo, mahasiswa itu beristirahat sebentar, dan menatapi lampu-lampu Jogyakarta yang sudak menyala dengan indahnya. Banyak bus lewat, namun tetap tidak mau naik karena uang tidak cukup untuk membayar sampai tujuan. Andai memaksakan diri untuk naik bus, hanya cukup untuk setengah perjalanan.Saat sudah cukup lama duduk di halte bus itu, muncul bus lagi dengan teriakan Solo . . .Solo . . ., seperti biasa, mahasiswa tadi tetap ragu dan menunda untuk naik. Akhirnya. . .ada teriakan dari dalam bus memanggil nama mahasiswa itu. .  .dan terhentak hatinya, lalu berlari dan lompat naik bus mendekati suara yang memanggilnya. Ternyata saudaranya yait kakak laki-laki dari ayahnya yang kerja di Jogyakarta, yang akan pulang juga dari kerja di sebuah SMA di Jogyakarta. Hati mahasiswa itu luar biasa girang, sambil tak henti memuji Tuhan . . .dalam hati bertanya keajaiban macam apa ini terjadi dalam satu hari. . .dan mengapa mahasiswa itu pantas mendapatkannya?  Dan lebih luar biasa lagi, saat turun dari bus, saudaranya itu memberi uang Rp 1000.- yang bisa digunakan untuk kuliah atau ujian keesokan harinya lagi. Karena untuk berangkat dan pulang minimal harus menyediakan uang Rp 700,- saat itu tahun 1982.

Sampai dirumah, mahasiswa itu tidak bisa berkata-kata, karena luar biasa Tuhan menyapanya dalam satu hari itu.. . .dan tak henti mahasiswa itu berseru pada Tuhan dan tak henti pula Tuhan menjawabnya. Saat nilai ujian diumumkan, satu-satunya yang mendapat nilai A adalah mahasiswa itu, dan yang lulus bersamanya hanya 13 orang, sementara pesrtta ujian ada 125 orang, dan saat ujian perbaikan mayoritas mahasiswa lulus dengan nilai B dan sebagian kecil C, namun yang pasti tidak ada agi yang mendapat nilai A.

Ksimpulannya, 7 keajaiban itu adalah membaca buku Biologi SMA, Mendapat uang Rp 500, Ujian ditunda jam 15.00 ( harusnya jam 13,00 ), soal keluar dari buku paket biologi jilid 2, ketemu saudara saat pulang dan tidak membayar ongkos bus, sampai dirumah diberi uang Rp 1000 oleh saudaranya tadi, ujian mendapat nilai A . . .ppertanyaannya ADAKAH LAGI MUJIZAT UNTUKKU ? Sembuhkan saudaraku Tuhan . . .dan sembuhkan juga untuk semua orang yang saat ini sedang sakit. Agar setiap orang dapat menikkmati kasih dan sapaan Tuhan yang menyembuhkan. . .dengarkan aku ya Tuhan.

1 komentar:

  1. AKU PERCAYA MUJIZAT MASIH ADA UNTUKKU, UNTUK KITA UNTUK SEMUA YANG PERCAYA KEPADANYA... AMIN...

    BalasHapus