Rabu, 23 Januari 2013

KUNCI RUMAHKU ADA PADAKU  ( 3 )

KARENA TIDAK TAHU
Setiap pagi pukul 03.00 aku sudah bangun menyiapkan segala sesuatu kebutuhan sehari-hari. Walau sederhana, tak pernah kekurangan dalam kehidupan keluargaku, karena kami selalu bersyukur dan berserah pada Tuhan. Semua lancar, bahagia dan mengalir sebagaimana mestinya jalani hidup dalam keluarga, lingkungan pekerjaan maupun bermasyarakat.

Aku dan Tio suamiku melakukan aktivitas yang sama-sama tidak ringan. Kami sibuk setiap hari dan terlibat aktif dimanapun kami berada untuk aneka macam kegiatan. Saling mendukung, membantu dan melengkapi. Aku membayangkan surga itu ada pada keluargaku saat kami seiring sejalan dan neraka itu dapat pula terjadi di dunia ini bila sesuatu terjadi dalam kehidupan yang kita jalani yang itdak sesuai dengan norma yang ada hingga akibatkan kegelisahan, panik, marah, perselisihan dan semuanya yang jauh dari kedamaian itu namanya neraka.

Aku tidak tahu ada salah atau tidak sikap diantara kami dalam keluarga. Terkadang muncul satu perbedaan kecil dan terjadi perdebatan yang cukup panjang. Dibilang marah atau bertengkar koq kami saling asah argumentasi yang logis, kalau dibilang tidak ribut koq nada-nada agak meninggi. kami tidak tahu apakah itu perselisihan yang bila tidak segera diredam akan ciptakan neraka dalam keluarga, namun bila saling menyedari dan memahami segera, dan segera muncul damai maka surga yang tercipta di dalam keluarga.

Terkadang saat melihat sikap yang berlebihan pada orang lain membuat kita semua tidak senang, apapun itu yang dilakukan. Entah membantu berlebihan atau marah berlebihan pada seseorang akan membuat tanda tanya pada yang melihat. Suatu hari aku melakukan aktivitas yang memang terlalu berlebihan dalam setiap harinya. Tio yang begitu lembut dan bijaksana itu tak disangka-sangka juga marah walaupun dengan cara diam, namun itu sudah memukul hatiku. Arah pembicaraan memang diawali dari terlantarnya pekerjaan rumah walau menurutku sebenarnya tidak pernah ada yang kurang untuk urusan rumahku. Karena setiap aku lakukan kegiatan luar, selalu sudah beres segala perkara rumah tangga. Tapi karena tidak tahu apa yang Tio mau, aku diam sejenak dan balik bertanya apa sesungguhnya yang diharapkan dariku. ternyata Tio tidak suka dengan sikap orang lain yang terlalu akrab juga dengan ku. Yang namanya terlalu memang tidak baik, aku mulai menari diri sesaat untuk tidak keluar dan mencoba meredam masalah hati yang terjadi antara aku dan Tio.

Saat aku mulai menyibukkan diri dengan kegiatan lain yang tidak harus keluar, aku mencoba menulis dan buat BLOG, dan hampir tiap waktu luangku aku selalu ON LINE buka komputer. Semua menjadi tenang dan riang gembira. Tetapi setelah beberaba bulan berlalu, namanya masalah dapat muncul melalui apa saja termasuk juga melalui dunia maya. Ada beberapa tulisan yang muncul lewat FB, Twitter, yang menyangkut tentang diriku. Aku tidak tahu apa maunya orang menuliskan hal-hal tidak penting yang mengagetkan Tio. Tak biasanya Tio membuka dan membaca tulisan-tulisanku, namun saat itu setiap hari selalu lebih dulu membuka dan membacanya. Aku tidak pernah berprasangka buruk dan tak berencana tidak baik pula. Aku hanya ingin melihat dan paham apa yang terjadi di dunia maya dan masalah-masalah apa yang biasa terjadi di dunia maya. Tio aku kenal sangat bijak dari awal aku dipertemukan. Dan tak sepatah katapun aku mendapat marah, karena setiap hari kami saling memahami satu dengan lain di antara anggota keluargaku. Dengan anak-anak pun kami saling terbuka dan tahu banget akan sifat dan sikap keseharian diantara kami.

Semua terjadi begitu saja dan berlalu begitu saja, Tio tak pernah mau terlibat urusan orang lain dan tidak akan membawa orang lain dalam urusan pribadi dalam keluarga dalam rumah tangga kami. Anak-anakku sangan bangga dengan orang tuanya dan kami orang tua bangga dengan anak-anak. Dengan kejadian itu, karena anak-anakku tidan ada di rumah, yang ada hanya kami berdua, maka kami duduk dan berdoa, sharing kitab suci berdua, dan memahami kehendak Tuhan berdua. Cobaan untuk diatasi bukan untuk bertengkar. Kita harus menang atasi masalah, jangan sampai kita kalah oleh masalah yang meski tidak diundang pasti bisa datang pada siapapun jua. Aku makin tahu bahwa Tuhan tidak salah menyatukan kami. Tio memang pilihan tepat untuk ku. Ada kesalah pahaman atau sedikit perbedaan apa lagi pertengkaran yang terjadi di dalam keluarga ku, semuanya karena ketidak tahuan diantara kami. Tuhan sudah kesekian kali selamatkan bahtera rumah tanggaku. Aku terus melaju dan ada dalam bahtera mengarungi samudera luas yang kami akan tetap jaga bahteraku dari ancaman badai toban maupun angin kencang. Tuhan yang akan menahan dan menopangnya. Selamatlah aku di dalam Tangan-Nya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar