TUGAS KELOMPOK
Sekolah merupakan tempat
untuk memperoleh pendidikan formal, dari jenjang TK, SD, SMP, SMA maupun
Perguruan Tinggi. Pada semua jenjang pendidikan sangat familier dengan metode
tugas kelompok bila melakukan Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM). Banyak hal
positip dapat diperoleh melalui metode tugas kelompok, karena semua aspek
penilaian baik ranah koqnitif ( pengetahuan ), ranah psycomotoris ( ketrampilan
) maupun ranah afektif ( sikap ) dapat dicapai secara bersamaan. Nilai-nilai
karakter bangsa juga praktis dapat langsung nampak / dapat dilihat dari
kegiatan tugas kelompok. misalnya nilai demokratis, nilai sosial, nilai kerja
sama, nilai rasa tanggungjawab dan nilai-nilai positip lainnya dapat sekaligus
diambil melalui satu kegiatan yaitu tugas kelompok.
Metode " tugas
kelompok " bukanlah satu-satunya metode belajar mengajar yang dapat
digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Guru dapat memilih beraneka macam
metode lain diantaranya diskusi kelompok, debat, eksperimen atau percobaan,
observasi, tanya jawab, studi banding dan lain-lain disesuaikan dengan situasi
- kondisi siswa tentunya.
Permasalahan yang sering
muncul bila menggunakan metode tugas kelompok adalah pembagian tugas yang
kurang merata, kesempatan bicara yang tak berimbang, ada siswa yang rajin dan
ada pula yang malas berpendapat. Semua itu bisa muncul karena faktor
siswa maupun dari pendidik ( guru ). Minat tinggi dari diri siswa akan
menjadi melemah saat kurang adanya motivasi dari guru maupun dari
teman-temannya. Guru sebagai koordinator, motifator segaligus fasilitator
sebaiknya jeli dan tanggap dalam proses pembelajaran. Meski siswa sebagai
subyek belajar, guru tidak bisa lepas dari membimbing dan terlibat dalam
kegiatan siswa. Memuji siswa yang aktif berpendapat dan memberi semangat untuk
mencoba bangkitkan siswa untuk berpendapat khususnya pada siswa yang kurang
aktif atau siswa yang agak lambat untuk berpendapat. Bila guru sudah lakukan
pendampingan maksimal, maka tidak akan ada kejengkelan siswa yang ditinggalkan
teman-temannya karena harus selesaikan tugas kelompok seorang diri.
Ada siswa berpotensi /
pintar lalu mengerjakan seorang diri dan merasa tidak bersalah bila semua tugas
kelompok dijawabnya serdirian, karena sudut pandangnya membantu siswa dengan
mau bersusah payah seorang diri itu pahlawan, padahal sesungguhnya dia sedang
melakukan pembodohan atau menganggap temannya tidak bisa. Hal ini harus segera
dipahami oleh guru dan dengan cermat, bersahaja dan penuh kasih, guru sebaiknya
menjelaskan pada setiap siswa untuk mengerti apa yang sebaiknya dilakukan saat
tugas kelompok. Siswa melakukan hal-hal kurang tepat karena memang tidak
mengerti bahwa yang dilakukan itu salah. Membebaskan temannya tidak ikut serta
mengerjakan tugas atau tidak ikut menyampaikan suatu pendapat namun mendapat
nilai sama bagusnya itu tidak menolong melainkan pembunuhan karakter temannya
sendiri. Bila guru kurang memahami kejadian semacam ini, sama saja guru
kurang berhasil dalam proses belajar mengajarnya.
Setelah memahami metode
tugas kelompok dengan dampak positip dan negatif serta faktor-faktor
penyebabnya, sebaiknya guru, siswa dan orang tua dapat ikut serta menjadi
pendamping bagi siswa saat belajar. Orang tua dapat menanyakan pada anak saat
mengerjakan tugas di rumah itu tugas kelompok ataukah tugas individual. Siswa
sebaiknya menyadari bahwa menolong yang tepat tidak dengan membiarkan orang
lain atau temannya tidak berbuat
sesuatu. Guru yang dikenal sangat paham memilih dan menggunakan metode yang
dianggap paling tepat untuk proses belajar mengajar sebaiknya menjaga agar
metode yang dipilihnya tetap kondusif dari awal kegiatan sampai kegiatan
pembelajaran diakhiri.
Semoga tulisan ini dapat
berguna bagi kita semua yang makin sadar akan pentingnya pendidikan serta
pencapaian pendidikan yang maksimal. Selamat dan sukseslah pendidikan di
Indonesia tercinta.
Dra. Damiana Dwi Tanti
Guru SMA Budi Mulia Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar