Minggu, 06 Januari 2013


TUGAS KELOMPOK
Sekolah merupakan tempat untuk memperoleh pendidikan formal, dari jenjang TK, SD, SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi. Pada semua jenjang pendidikan sangat familier dengan metode tugas kelompok bila melakukan Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM). Banyak hal positip dapat diperoleh melalui metode tugas kelompok, karena semua aspek penilaian baik ranah koqnitif ( pengetahuan ), ranah psycomotoris ( ketrampilan ) maupun ranah afektif ( sikap ) dapat dicapai secara bersamaan. Nilai-nilai karakter bangsa juga praktis dapat langsung nampak / dapat dilihat dari kegiatan tugas kelompok. misalnya nilai demokratis, nilai sosial, nilai kerja sama, nilai rasa tanggungjawab dan nilai-nilai positip lainnya dapat sekaligus diambil melalui satu kegiatan yaitu tugas kelompok.

Metode " tugas kelompok " bukanlah satu-satunya metode belajar mengajar yang dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Guru dapat memilih beraneka macam metode lain diantaranya diskusi kelompok, debat, eksperimen atau percobaan, observasi, tanya jawab, studi banding dan lain-lain disesuaikan dengan situasi - kondisi siswa tentunya.

Permasalahan yang sering muncul bila menggunakan metode tugas kelompok adalah pembagian tugas yang kurang merata, kesempatan bicara yang tak berimbang, ada siswa yang rajin dan ada pula yang malas berpendapat. Semua itu bisa muncul karena faktor  siswa maupun dari pendidik ( guru ). Minat tinggi dari diri siswa akan menjadi melemah saat kurang adanya motivasi dari guru maupun dari teman-temannya. Guru sebagai koordinator, motifator segaligus fasilitator sebaiknya jeli dan tanggap dalam proses pembelajaran. Meski siswa sebagai subyek belajar, guru tidak bisa lepas dari membimbing dan terlibat dalam kegiatan siswa. Memuji siswa yang aktif berpendapat dan memberi semangat untuk mencoba bangkitkan siswa untuk berpendapat khususnya pada siswa yang kurang aktif atau siswa yang agak lambat untuk berpendapat. Bila guru sudah lakukan pendampingan maksimal, maka tidak akan ada kejengkelan siswa yang ditinggalkan teman-temannya karena harus selesaikan tugas kelompok seorang diri.

Ada siswa berpotensi / pintar lalu mengerjakan seorang diri dan merasa tidak bersalah bila semua tugas kelompok dijawabnya serdirian, karena sudut pandangnya membantu siswa dengan mau bersusah payah seorang diri itu pahlawan, padahal sesungguhnya dia sedang melakukan pembodohan atau menganggap temannya tidak bisa. Hal ini harus segera dipahami oleh guru dan dengan cermat, bersahaja dan penuh kasih, guru sebaiknya menjelaskan pada setiap siswa untuk mengerti apa yang sebaiknya dilakukan saat tugas kelompok. Siswa melakukan hal-hal kurang tepat karena memang tidak mengerti bahwa yang dilakukan itu salah. Membebaskan temannya tidak ikut serta mengerjakan tugas atau tidak ikut menyampaikan suatu pendapat namun mendapat nilai sama bagusnya itu tidak menolong melainkan pembunuhan karakter temannya sendiri.  Bila guru kurang memahami kejadian semacam ini, sama saja guru kurang berhasil dalam proses belajar mengajarnya.

Setelah memahami metode tugas kelompok dengan dampak positip dan negatif serta faktor-faktor penyebabnya, sebaiknya guru, siswa dan orang tua dapat ikut serta menjadi pendamping bagi siswa saat belajar. Orang tua dapat menanyakan pada anak saat mengerjakan tugas di rumah itu tugas kelompok ataukah tugas individual. Siswa sebaiknya menyadari bahwa menolong yang tepat tidak dengan membiarkan orang lain  atau temannya tidak berbuat sesuatu. Guru yang dikenal sangat paham memilih dan menggunakan metode yang dianggap paling tepat untuk proses belajar mengajar sebaiknya menjaga agar metode yang dipilihnya tetap kondusif dari awal kegiatan sampai kegiatan pembelajaran diakhiri.

Semoga tulisan ini dapat berguna bagi kita semua yang makin sadar akan pentingnya pendidikan serta pencapaian pendidikan yang maksimal. Selamat dan sukseslah pendidikan di Indonesia tercinta.

Dra. Damiana Dwi Tanti
Guru SMA Budi Mulia Bogor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar